Rabu, 25 Juli 2012


Kumpulan Puisi Tentang Kehidupan
 SI KECIL PENGGALI PASIR
Dunia terlihat sempit dimatanya atau mungkin terlalu sederhana tatapannya
Baginya hidup adalah bangun pagi, menahan perihnya perut yang setiap hari dialaminya
Melangkah keluar rumah adalah perjuangan, baginya setiap hari selalu cerah, seterang hatinya yang tanpa dosa
Pikulan pasir adalah harta berharganya, teman sejati dalam perjuangannya yang entah sampai berapa lama
Si kecil itu baru sebelas tahun, kakak dari dua adiknya, tapi bagaikan malaikat kecil yang mengerti dunia
Seluruh derak hidupnya terikhlaskan hanya untuk dua adik dan ayah ibunya
Panas yang menyengat, jalan setapak sempit, mendaki dan berbatu memberikan bekas di kulit dan telapak kakinya
 Lukisan alam yang tertorehkan menghiasi tubuh mungilnya dia terima dengan senyuman dan harapan
Dihadapannya terlihat tebing penuh lubang hasil dari galiannya yang tak pernah dia ukur dalamnya

Sang ayah tercinta selalu bersamanya, menemaninya, mengaguminya dan berterimakasih atas jerih keringat sucinya
Dia tak takut jika dinding lubang itu jatuh menimpanya, dan dia tak takut jika terpeleset karna beban yang dipanggulnya
Dia korbankan hidupnya agar dua adiknya bisa terisi perutnya dan melangkah pergi bersekolah
Sekolah baginya hanya impian, yang terpenting kedua adiknya bisa menggapai cita-cita mereka

Ditatapnya matahari di langit, dengan wajah polosnya, mata damainya dan dengan helaan nafas dalam tanda semangat yang tak pernah hilang
Di kedua mata bocah kecil itu seperti terlihat dua langit, rindang damai dan penuh bintang
Di raut mungil itu, seperti terlihat kesejukan yang terindukan oleh semua manusia yang mencari kasih sayang
Saat keringat keluar dari pori-pori kecilnya, di teguknya air putih yang hanya itu bekal yang mampu dibawahnya dan selalu terselip di pinggang

Dia lebih dewasa dari mereka yang menganggap telah kenyang dengan umurnya
Dia lebih mengerti dari mereka yang menutupi diri dengan kepalsuan dunia
Dia lebih cerdas dari mereka yang terbanggakan oleh strata tanpa guna bagi sesama
Dia lebih bijak dari mereka yang tertutup hatinya dengan keelokan dunia yang sementara

Dia malaikat klecil, dan masih banyak seperti dia di bumi ini yang dinantikan oleh pintu syurga
Dia malaikat kecil, yang mengabdikan raga kecilnya untuk sesuatu yang manusia lain lari darinya
Dia yakin Sang Pencipta akan membahagiakannya di dunia dan di akherat seperti janjiNYA
Dia lebih yakin dan percaya PadaNYA dari mereka para manusia dewasa yang selalu menghitung untung rugi pengorbanannya
Dia ikhlas, seikhlas memberikan kehidupannya pada orang tua dan kedua adiknya
Dialah pemegang amanah yang benar-benar sadar akan tugasnya
Dia memang bagaikan malaikat kecil, berlian penggali pasir yang kebaikannya menenangkan jiwa yang menatapnya.
By. Irawan

Kereta Rakyat
 Aromanya beragam tanpa bisa membedakannya
Kadang harum membuai jiwa
Kadang tajam menyesakkan hela
Dan kadang aneh tanpa ingin tahu dimana

Suaranya bercampur membingungkan telinga
Keras mesin menderu hingga sulit tuk bersapa
Tawa, teriakan, tangisan si kecil, entah dari arah mana
Mungkin lebih baik membaca gerak dan menikmatinya

Rapat tubuh berdesakan, bergeseran, dan bersinggungan
Sering sesama kulit bersentuhan, tanpa mesti diperdulikan
Berdiri tertekan tubuh yang lain,terpaksa saling bersandaran
Di pikiran hanya satu, selamat dan sampai di tujuan

Keringat terus menyembul dari sela kulit, membasahi diri tanpa henti
Menelan ludah, atau meneguk air tuk mengganti dahaga yang menemani
Hidungpun berusaha meraup udara segar, sejuk yang sulit dicari
Bila angin bertiup kencang, semua kegerahan sedikit terobati

Inilah kereta rakyat, menggelinding dengan berat dan kasar
Bahtera darat yang diinginkan meski jauh dari kenyamanan
Mungkin nyaman karna murah dan selalu ada meski bersuara hingar
Keindahannya adalah kebersamaan yang selalu teringat tak terlupakan.

By. Irawan 

Kumpulan Puisi Tentang Cinta
Puisi Cinta

 DIRIMU Yang BERJILBAB
Lambaian kain menari-nari tertiup angin membuai mata berat tuk berpaling karna takut tinggal kenangan
Sesaat kain itu seperti lunglai bergelombang, dan kembali bangkit menggeliat mengejar angin saling berpegangan
Tergerak kain itu mengombang ambing, pelan keharuman yang terasa jauh tapi terindukan
Dan bila keanggunan itu terdiam sejenak, bagaikan bunga indah diantara sejuta rumput padang ilalang

Tanpa terasa bayangan tubuhku seakan ingin meyentuh bayanganmu
Tanpa terasa khayalanku tentangmu mengabaikan gemerlap riuhnya kota
Tanpa terasa diri ini ego untuk lebih mengenalmu saat itu
Tanpa terasa jati diri ternilai cukup baikkah tuk lebih mengerti bunga terindah di sana

Sesekali pojok mata ini mengintip dengan takutnya akan berlalunya dirimu dari kesenagan jiwa
Sesekali hati ini bersyukur karna masih ada bunga yang benar-benar tertemukan di antara mereka
Pasti bidadari-bidadari di atas sana selalu meniru segala apa yang engkau lakukan
Pasti malaikat-malaikat berdesakan menemanimu, mendengarkan doa dan harapanmu terlantunkan

Wajah  berjilbab itu, selalu cantik di keteduhan, selalu cantik meski tersaputkan cahaya matahari yang nakal menyentuh keindahan dirimu
Beruntunglah angin yang selalu bersamamu
Beruntunglah bumi yang selalu menopang pijakanmu
Beruntung dan bersyukurlah lelaki yang kau percaya menemanimu mengarungi waktumu
Suaramu, indahmu, pesonamu, keanggunanmu, mengibaskan semua pemandangan di sekitarmu
Andai anugrah terindah itu menggautkan diri menemaniku sepanjang hidupku….
By. Irawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar