Kumpulan Puisi Tentang Kehidupan
SI KECIL PENGGALI PASIR
Dunia terlihat sempit dimatanya atau
mungkin terlalu sederhana tatapannya
Baginya hidup adalah bangun pagi,
menahan perihnya perut yang setiap hari dialaminya
Melangkah keluar rumah adalah
perjuangan, baginya setiap hari selalu cerah, seterang hatinya yang tanpa dosa
Pikulan pasir adalah harta
berharganya, teman sejati dalam perjuangannya yang entah sampai berapa lama
Si kecil itu baru sebelas
tahun, kakak dari dua adiknya, tapi bagaikan malaikat kecil yang mengerti dunia
Seluruh derak hidupnya terikhlaskan
hanya untuk dua adik dan ayah ibunya
Panas yang menyengat, jalan setapak
sempit, mendaki dan berbatu memberikan bekas di kulit dan telapak kakinya
Lukisan alam yang tertorehkan menghiasi tubuh
mungilnya dia terima dengan senyuman dan harapan
Dihadapannya terlihat tebing penuh
lubang hasil dari galiannya yang tak pernah dia ukur dalamnya
Sang ayah tercinta selalu bersamanya,
menemaninya, mengaguminya dan berterimakasih atas jerih keringat sucinya
Dia tak takut jika dinding lubang
itu jatuh menimpanya, dan dia tak takut jika terpeleset karna beban yang
dipanggulnya
Dia korbankan hidupnya agar dua
adiknya bisa terisi perutnya dan melangkah pergi bersekolah
Sekolah baginya hanya impian, yang
terpenting kedua adiknya bisa menggapai cita-cita mereka
Ditatapnya matahari di langit,
dengan wajah polosnya, mata damainya dan dengan helaan nafas dalam tanda
semangat yang tak pernah hilang
Di kedua mata bocah kecil itu
seperti terlihat dua langit, rindang damai dan penuh bintang
Di raut mungil itu, seperti terlihat
kesejukan yang terindukan oleh semua manusia yang mencari kasih sayang
Saat keringat keluar dari pori-pori
kecilnya, di teguknya air putih yang hanya itu bekal yang mampu dibawahnya dan
selalu terselip di pinggang
Dia lebih dewasa dari mereka yang
menganggap telah kenyang dengan umurnya
Dia lebih mengerti dari mereka yang
menutupi diri dengan kepalsuan dunia
Dia lebih cerdas dari mereka yang
terbanggakan oleh strata tanpa guna bagi sesama
Dia lebih bijak dari mereka yang
tertutup hatinya dengan keelokan dunia yang sementara
Dia malaikat klecil, dan masih
banyak seperti dia di bumi ini yang dinantikan oleh pintu syurga
Dia malaikat kecil, yang mengabdikan
raga kecilnya untuk sesuatu yang manusia lain lari darinya
Dia yakin Sang Pencipta akan
membahagiakannya di dunia dan di akherat seperti janjiNYA
Dia lebih yakin dan percaya PadaNYA
dari mereka para manusia dewasa yang selalu menghitung untung rugi
pengorbanannya
Dia ikhlas, seikhlas memberikan
kehidupannya pada orang tua dan kedua adiknya
Dialah pemegang amanah yang
benar-benar sadar akan tugasnya
Dia memang bagaikan malaikat kecil,
berlian penggali pasir yang kebaikannya menenangkan jiwa yang menatapnya.
By. Irawan
Kereta Rakyat
Aromanya beragam tanpa bisa membedakannya
Kadang harum membuai jiwa
Kadang tajam menyesakkan hela
Dan kadang aneh tanpa ingin tahu
dimana
Suaranya bercampur membingungkan
telinga
Keras mesin menderu hingga sulit tuk
bersapa
Tawa, teriakan, tangisan si kecil,
entah dari arah mana
Mungkin lebih baik membaca gerak dan
menikmatinya
Rapat tubuh berdesakan, bergeseran,
dan bersinggungan
Sering sesama kulit bersentuhan,
tanpa mesti diperdulikan
Berdiri tertekan tubuh yang
lain,terpaksa saling bersandaran
Di pikiran hanya satu, selamat dan
sampai di tujuan
Keringat terus menyembul dari sela
kulit, membasahi diri tanpa henti
Menelan ludah, atau meneguk air tuk
mengganti dahaga yang menemani
Hidungpun berusaha meraup udara
segar, sejuk yang sulit dicari
Bila angin bertiup kencang, semua
kegerahan sedikit terobati
Inilah kereta rakyat, menggelinding
dengan berat dan kasar
Bahtera darat yang diinginkan meski
jauh dari kenyamanan
Mungkin nyaman karna murah dan
selalu ada meski bersuara hingar
Keindahannya adalah kebersamaan yang
selalu teringat tak terlupakan.
By. Irawan
Kumpulan Puisi Tentang Cinta
Puisi Cinta
DIRIMU Yang BERJILBAB
Lambaian kain menari-nari tertiup
angin membuai mata berat tuk berpaling karna takut tinggal kenangan
Sesaat kain itu seperti lunglai bergelombang,
dan kembali bangkit menggeliat mengejar angin saling berpegangan
Tergerak kain itu mengombang ambing,
pelan keharuman yang terasa jauh tapi terindukan
Dan bila keanggunan itu terdiam
sejenak, bagaikan bunga indah diantara sejuta rumput padang ilalang
Tanpa terasa bayangan tubuhku seakan
ingin meyentuh bayanganmu
Tanpa terasa khayalanku tentangmu
mengabaikan gemerlap riuhnya kota
Tanpa terasa diri ini ego untuk
lebih mengenalmu saat itu
Tanpa terasa jati diri ternilai
cukup baikkah tuk lebih mengerti bunga terindah di sana
Sesekali pojok mata ini mengintip
dengan takutnya akan berlalunya dirimu dari kesenagan jiwa
Sesekali hati ini bersyukur karna
masih ada bunga yang benar-benar tertemukan di antara mereka
Pasti bidadari-bidadari di atas sana
selalu meniru segala apa yang engkau lakukan
Pasti malaikat-malaikat berdesakan
menemanimu, mendengarkan doa dan harapanmu terlantunkan
Wajah berjilbab itu, selalu cantik di keteduhan,
selalu cantik meski tersaputkan cahaya matahari yang nakal menyentuh keindahan
dirimu
Beruntunglah angin yang selalu
bersamamu
Beruntunglah bumi yang selalu menopang
pijakanmu
Beruntung dan bersyukurlah lelaki
yang kau percaya menemanimu mengarungi waktumu
Suaramu, indahmu, pesonamu,
keanggunanmu, mengibaskan semua pemandangan di sekitarmu
Andai anugrah terindah itu
menggautkan diri menemaniku sepanjang hidupku….
By. Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar