Jumat, 04 September 2009

Wanita tentang Calon Pasangannya


Bagi wanita east..wanita kita,..mereka masih mempunyai sisi penalaran positif bahwa rasa suka/cinta harus berdasar religi,..iman dan taqwa…berikanlah aku pria yang baik yang saat aku dekat dengannya aku semakin ingin dekat denganMU..karna dia aku semakin berterimakasih dan semakin ingin menyembahMU..Aku lebih mencintaiMU..dan karna itu aku mencintai laki-lakiku. Sebenarnya wanita kita lebih mengerti artinya cinta ketimbang kaum hawa western,
karna ada basic pondasi religi yang selalu membuat mereka cerdas dan tegar, Tapi semua itu tergantung pada sejauh mana tingkat pemikiran dan wawasan wanita tersebut dan semudah apa kaum hawa tersebut menerima nasehat-nasehat juga kenyataan yang ada. Pada intinya pandangan wanita terhadap pria dipengaruhi oleh kepercayaan dirinya akan sumber daya yang dimilikinya serta semangat untuk tidak putus asa.
Wanita punya kelemahan…kejujuran nurani,..dan sering digunakan sebagai senjata makan tuan oleh laki-laki..hingga nurani itu terjebak dan tidak bening lagi, jika sang wanita tidak cepat-cepat menyadarinya nurani itu akan kusam dan menghitam, tapi bila mereka bisa menyadarinya..nurani itu akan bening dan bercahaya lagi semakin hari semakin berkilau karna meski sudah buram dan menghitam..dalam nurani mereka masih ada setitik kebeningan yang terlalu amat kuat untuk dihilangkan dan terlalu amat gampang berkilau lagi bila ada kesempatan bila mereka mau tuk menantang dan merubahnya. Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh bawaanh perasaan mereka yang memang lebih sering digunakan dalam mengarungi hidup mereka ketimbang kaum adam.
Wanita mencari apa yang menjadi kekurangan dirinya harus bisa ditutupi dengan kelebihan si laki-lakinya, mencari sesuatu yang bisa melengkapi segala yang membuatnya bimbang menghadapi jalan hidup di depannya…hingga dia tidak pernah bimbang lagi. Banyak ragamnya tentang apa yang dicari wanita, bias dari segi fisik, kemapanan atau masa depan, bisa jadi juga rasa aman. Pada kenyataannya sebagian besar dari mereka mencari kemapanan atau masa depan yang pada kenyataannya adalah semu dan tidak pasti bisa membuat mereka bahagia. Dan biasanya lagi, hal yang demikian dianut oleh kaum wanita yang masih lajang (belum pernah berumah tangga), tidak cukup percaya diri dengan sumber daya yang dimilikinya atau latar belakang ekonomi.
Wanita tidak pernah main-main dengan hubungan untuk menjajaki ke jenjang yang lebih serius, taruhan hidup dan harga dirinya ada pada saat itu, semua logika akan dipakainya untuk saat itu.Mencari apa-apa yang tidak ada pada dirinya harus ada pada si-x calon pasangannya, apa-apa yang buruk pada dirinya harus ada yang baik pada laki-lakinya, karna banyaknya persamaan watak akan lebih menghancurkan keduanya, tapi sedikit persamaan juga sama-sama bisa menghancurkan mereka berdua, yang terpenting persamaan prinsip untuk mengakui kelemahan dan kekurangan masing-masing dan tidak pernah menggunakan kelemahan dan kekurangan itu sebagi senjata saling menjatuhkan.Cukup sudah waktu yang ada untuk mengenal siapa calon pasangan seriusnya,..bukan waktu untuk mencoba dan mencoba lagi.
Wanita akan melakukan apapun bila dia bisa percaya pada pasangannya, bahkan jikalau perlu merebut kembali hati laki-laki itu bila memang sudah berpaling dan jauh, dengan cara apapun bahkan dengan membuang harga dirinya, karna dia sangat mengenal sekali kelebihan dan percaya sekali pada laki-laki yang dia kejar kembali. Hal ini dipengaruhi sifat dasar wanita yang lebih nekat bila itu berhubungan dengan perasaannya. Mereka lebih banyak mengesampingkan resikonya tau lebih tepatnya mereka yakin bisa mengatasi resikonya.
Pada dasarnya wanita juga sama dengan pria ada yang baik ada juga yang tidak, kesempurnaan bentuk fisik wanita dari ujung kaki sampai ujung rambut bisa menjadi senjata mematikan bagi semua laki-laki, kecuali lelaki yang memang sengaja hidup pada dunia dan permainan seperti itu dan mereka juga sebagai pemain utamanya. Bahkan bila memang wanita itu bukan type wanita yang siap menerapkan semua kemampuannya untuk mengatasi segala kendala hidupnya (merasa sumber daya pada dirinya kurang dan lebih yakin dengan kelebihan secara fisik atau keahliannya bertutur kata), wanita-wanita seperti ini gampang sekali menggunakan kelebihan dan kesempurnaan fisik mereka sebagai profesi, bukan berarti itu memang tujuan hidup mereka, tetapi karna mereka pada saat memutuskan menjalani hal yang seperti itu tidak mendapatkan jalan keluar, support dari keluarga, teman bahkan tidak percaya diri dengan keadaan di dalam bathinnya. Terjebak dalam penyesalan dan keterpurukkan ini memang kelemahan wanita yang terakhir dan tidak sedikit yang hancur karna terlanjur mengalaminya , semakin terpuruk dalam dan sedikit sekali yang bisa bangkit atu menyelamatkan diri dari hal yang demikian. Mereka mahluk yang gampang putus asa, karna memang notabene mereka lebih terbatas kebebasannya dalam beberapa hal ketimbang seorang laki-laki. Tidak sedikit wanita yang sempurna di usia muda yang juga sempurna fisiknya menjadi bulan-bulanan laki-laki, atau bahkan membuat para lelaki menjadi dadu permainan mereka, hal ini berlaku pada segala umur dan segala bentuk-rupa, bahkan dari segala strata sosial laki-laki, Basicnya adalah kebutuhan dengan mengedepankan pemberdayaan fisik dan sex yang selalu diukur duntuk mendapatkan rupiah atau barang-barang lainnya yang berbau kesenangan, kemewahan. Tidak bisa dibayangkan beban apa yang ada pada nurani si wanita, belum lagi resiko sosial dan penyakit. Mereka sulit bangkit meski sebenarnya mereka bisa dan masih punya kesempatan asal mereka mau melakukannya.
Wanita memang mahluk yang gampang tertipu daya terutama oleh mata dan telinga mereka, mereka lebih sering menggunakan perasaannya yang di nalar pertama kali dari mata dan telinga mereka, sedangkan logika dan bukti adalah insting kedua bagi mereka. Sebenarnya laki-laki juga sama, cuman mereka lebih cepat menyadarinya dan lebih cepat menentukan langkah selanjutnya. Wanita lebih percaya tuk melihat dan mendengar apa-apa bentuk pengorbanan dan perjuangan dari pasangannya, dan apa-apa yang saat itu ada pada pasangannya, atau siapakah lelakinya, orang ternamakah, terpopulerkah, apakah pekerjaan atau jabatannya, ( kenyataan memiliki pribadi yang baik malah banyak dikesampingkan), seharusnya mereka mempertimbangkan segalanya dengan logika dan segala pembuktian yang mereka tawarkan untuk mencari kebenaran. Karna sebenarnya mereka mahluk yang lebih teliti dan sabar ketimbang kaum adam dan hanya masalah waktu. Sabar untuk menilai dan memahami arti ketidaksempurnaan ataupun kekurangan (dalam artian no way untuk kekurangan ahlak).
Akhirnya apa yang dimulai dengan hal yang baik apabila mereka sabar dalam takaran yang sesuai dengan kemampuan dan batasan mereka, mereka akan mendapatkan hal yang terbaik juga, meski lama dan penuh pengorbanan. Bagi wanita baik dan laki-laki baik sabar ada batasnya..masih ada kepentingan yang juga harus didahulukan, masih ada sesuatu yang lebih besar yang mesti kita raih, masih ada kewajiban dan tugas berat menanti kita, masih ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan lingkungan dan orang-orang baru, masih ada kesempatan ke hati yang lain, temukan laki-laki yang baik karena mereka masih banyak... dan tentunya juga dengan do’a.
By Irawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar