Senin, 18 Juni 2012

KUMPULAN CERITA UNTUK  ANAK IV.
 
GURITA PENUH WARNA
Di sebuah taman penuh batu-batu karang dan tumbuhan-tumbuhan laut yang beranekaragam, terdapatlah sekumpulan anak-anak ikan berwarna-warni. Saat bermain datanglah seekor anak gurita yang bernama Gorit untuk ikut bermain. Tiba-tiba ada suara anak ikan lain yang melarangnya ikut bermain.
“Hai Gorit, kamu tidak boleh bermain bersama kami, disini hanya untuk anak-anak ikan yang keren, ganteng-ganteng, cantik-cantik dan terkenal,” kata Koto, seekor anak ikan yang peuh warna. “ Iya,..Gorit, kamu tidak boleh disini, kamu tidak keren, bentukmu seperti palstik dan tidak menarik, “ kata Popong yang juga seekor ikan kecil. “ Ya sudah, aku hanya menonton kalian saja,”jawab Gorit dengan sabar.


Tetapi ada dua anak ikan lain yang berpendapat berbeda, mereka adalah Rara dan Baba, mereka berkata,” tidak apa-apa si Gorit ikut bermain bersama kita, dia kan anak yang baik, suka menolong teman, dan cerdas, dia juga kan selalu juara kelas di sekolah kita. Kita kan semuanya ikan, dan kita semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai kelebihan dan kekurangan kita. Gorit menurut kalian memiliki kekurangan, karna kulitnya yang bergelombang dan seperti karet, tetapi sebenarnya Gorit mempunyai kelebihan, dia itu baik hati, dan tidak kikir. Tetapi pendapat kedua ikan itu dibantah oleh beberapa anak ikan lainnya. Mereka tetap tidak ingin Gorit bermain bersama mereka. Akhirnya Si Rara dan Baba memutuskan untuk bermain sendiri bersama Gorit.
Saat hari menjelang sore, tiba-tiba si Popong berteriak di kejauhan bersama teman-teman sepermainannya dan mereka semua berlari kearah kelompok Gorit. “Hai teman-teman, cepat kita lari, si ikan hiau sedang mengejar kita untuk dijadikan makanan.  “Tapi kita semua tidak akan bisa lari dan sembunyi, karna si ikan Hiu berenagnya cepat sekali dan matanya juga jeli untuk mencari kita, “ kata si Rara. Kemudian Gorit berkata, “ kalian semua sebaiknya bersembunyi di sini di karang ini dan nanti kalian semua akan aku tutupi dengan tubuhku. “Tapi jika si Hiu melihat kamu, kamu duluan nanti yang bakalan dimakan olehnya,”kata si Baba. “Kita berdoa saja untuk minta dilindungi dan diselamatkan pada Tuhan yang Maha Mengatur lagi Maha Baik.
Kemudian masuklah mereka di bawah tubuh si Gorit yang bisa melar dan menutupi tubuh semua teman-temannya. Dan permukaan kulit Gorit berubah warna dan bentuknya seperti batuan karang disekitarnya. Si ikan Hiu mencari-cari sekumpulan anak-anak ikan tersebut, tetapi tidak menemukannya, dan memutuskan pergi dari tempat tersebut. Akhirnya mereka selamat semuanya, dan bersyukur Pada Tuhan yang selalu menjaga mereka, setelah itu mereka semua segera pulang kembali ke rumah orang tuanya masing-masing. Dan sejak saat itu Gorit menjadi sahabat karib mereka dan mereka semua selalu menerima teman-teman yang baru siapapun dan bagaimanapun bentuk mereka, yang terpenting mereka adalah anak-anak yang baik semua.
By. Irawan.

TUPAI BERSEPEDA BERSAMA-SAMA
Hari itu hari libur, beberapa anak-anak Tupai sedang bersepeda di sekitar tempat tinggal mereka, begitu riangnya mereka hingga mereka lupa untuk berhati-hati, dan tiba-tiba ada dua anak-anak tupai yang jatuh karena bertabrakan sesama teman bermain mereka. Kemudian mereka didatangi oleh seekor tupai yang sudah tua yang mereka biasa memanggil dengan nama Kakek Tutu.
Hai cucu-cucuku semuanya, kalian baik-baik sajakah?”, Tanya kakek Tutu kepada anak-anak tupai itu. “Kami baik-baik saja kek, ini cuman kotor saja, soalnya tadi kami bersepeda sambil ngobrol dan bercanda, jadi kami tidak tahu kalo ada batu kecil di tengah jalan,” jelas salah satu anak tupai yang tadi jatuh dari sepedanya.
“Kakek akan beritahu kalian bagaimana agar bisa terus bersepeda dengan riang gembira sampai usia kalian tua, mau apa tidak?!” Tanya kakek Tutu pada anak-anak kecil itu. “Maauu-mau keek,” jawab mereka bersamaan. Baiklah kalo begitu kakek akan cerita pada kalian,.. Pertama kali sebelum berangkat bersepeda kita harus berdoa dahulu Pada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Memelihara untuk bisa selamat, kemudian kita berpamitan dahulu pada orang tua kita,..”Kakek mulai kecil sampai saat ini juga masih suka bersepeda dan selalu berhati-hati dalam bersepeda. Jika kita tidak berhati-hati dan mengerti bagaimana aturannya bersepeda atau berkendara di jalanan, baik itu di jalanan besar atau di dalam kampung-kampung, mungkin kalian tidak akan pernah bisa bersepeda sampai usia tua karena jatuh dan sakit. Bersepeda jika bersama-sama tidak boleh berderet-deret hingga menutup lebar jalan, tapi harus berurutan satu per satu memanjang sepanjang sisi kiri jalan”. “Sepeda juga harus lengkap, mulai dari rem, bel dan lampu-lampunya juga kita harus mengenakan pelindung kepala,… jika hari hujan, sore hari atau malam hari lampu sepeda harus dihidupkan. “Kita tidak boleh ngebut dimanapun kita berada, dan kita tidak boleh menyalip pengendara lain saat di belokan, di tanjakan, di jembatan dan dijalanan yang ramai kendaraan,.. kita harus tetap di pinggir sebelah kiri dan berjalan lurus tidak boleh belok-belok atau sig-sag. “Kita juga harus menghormati pejalan kaki saat mereka menyeberang kita harus pelan sekali. Kita juga harus memastikan jalanan benar-benar sepi saat kita akan menyeberang atau lebih baik kita meminta tolong orang dewasa untuk menyeberangkan kita…dan jangan lupa untuk selalu mentaati rambu-rambu lalulintas di jalanan”.. Naah, cucu-cucuku sekalian, begitulah cerita kakek untuk kalian, agar kalian selalu bisa bersepeda dengan riang gembira dan selamat.”
”Iya Kek, kami semua ingin bisa bersepeda sampai tua nanti, kami berjanji untuk berhati-hati dalam bersepeda demi keselamatan kami sendiri dan orang lain, dan selalu mengingat nasehat kakek. Kemudian mereka melanjutkan bersepeda dengan bersemangat dan berhati-hati mengelilingi kampung mereka.
By. Irawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar