KUMPULAN CERITA UNTUK ANAK IV.
GURITA PENUH
WARNA
Di sebuah taman penuh batu-batu karang dan tumbuhan-tumbuhan
laut yang beranekaragam, terdapatlah sekumpulan anak-anak ikan berwarna-warni.
Saat bermain datanglah seekor anak gurita yang bernama Gorit untuk ikut bermain.
Tiba-tiba ada suara anak ikan lain yang melarangnya ikut bermain.
“Hai Gorit, kamu tidak boleh bermain bersama kami, disini
hanya untuk anak-anak ikan yang keren, ganteng-ganteng, cantik-cantik dan
terkenal,” kata Koto, seekor anak ikan yang peuh warna. “ Iya,..Gorit, kamu
tidak boleh disini, kamu tidak keren, bentukmu seperti palstik dan tidak
menarik, “ kata Popong yang juga seekor ikan kecil. “ Ya sudah, aku hanya
menonton kalian saja,”jawab Gorit dengan sabar.
Tetapi ada dua anak ikan lain yang berpendapat berbeda,
mereka adalah Rara dan Baba, mereka berkata,” tidak apa-apa si Gorit ikut
bermain bersama kita, dia kan anak yang baik, suka menolong teman, dan cerdas,
dia juga kan selalu juara kelas di sekolah kita. Kita kan semuanya ikan, dan
kita semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai kelebihan dan kekurangan
kita. Gorit menurut kalian memiliki kekurangan, karna kulitnya yang
bergelombang dan seperti karet, tetapi sebenarnya Gorit mempunyai kelebihan,
dia itu baik hati, dan tidak kikir. Tetapi pendapat kedua ikan itu dibantah
oleh beberapa anak ikan lainnya. Mereka tetap tidak ingin Gorit bermain bersama
mereka. Akhirnya Si Rara dan Baba memutuskan untuk bermain sendiri bersama
Gorit.
Saat hari menjelang sore, tiba-tiba si Popong berteriak di
kejauhan bersama teman-teman sepermainannya dan mereka semua berlari kearah
kelompok Gorit. “Hai teman-teman, cepat kita lari, si ikan hiau sedang mengejar
kita untuk dijadikan makanan. “Tapi kita
semua tidak akan bisa lari dan sembunyi, karna si ikan Hiu berenagnya cepat
sekali dan matanya juga jeli untuk mencari kita, “ kata si Rara. Kemudian Gorit
berkata, “ kalian semua sebaiknya bersembunyi di sini di karang ini dan nanti
kalian semua akan aku tutupi dengan tubuhku. “Tapi jika si Hiu melihat kamu,
kamu duluan nanti yang bakalan dimakan olehnya,”kata si Baba. “Kita berdoa saja
untuk minta dilindungi dan diselamatkan pada Tuhan yang Maha Mengatur lagi Maha
Baik.
Kemudian masuklah mereka di bawah tubuh si Gorit yang bisa
melar dan menutupi tubuh semua teman-temannya. Dan permukaan kulit Gorit
berubah warna dan bentuknya seperti batuan karang disekitarnya. Si ikan Hiu
mencari-cari sekumpulan anak-anak ikan tersebut, tetapi tidak menemukannya, dan
memutuskan pergi dari tempat tersebut. Akhirnya mereka selamat semuanya, dan
bersyukur Pada Tuhan yang selalu menjaga mereka, setelah itu mereka semua
segera pulang kembali ke rumah orang tuanya masing-masing. Dan sejak saat itu
Gorit menjadi sahabat karib mereka dan mereka semua selalu menerima teman-teman
yang baru siapapun dan bagaimanapun bentuk mereka, yang terpenting mereka
adalah anak-anak yang baik semua.
By. Irawan.
TUPAI BERSEPEDA
BERSAMA-SAMA
Hari itu hari libur, beberapa anak-anak Tupai sedang
bersepeda di sekitar tempat tinggal mereka, begitu riangnya mereka hingga
mereka lupa untuk berhati-hati, dan tiba-tiba ada dua anak-anak tupai yang jatuh
karena bertabrakan sesama teman bermain mereka. Kemudian mereka didatangi oleh
seekor tupai yang sudah tua yang mereka biasa memanggil dengan nama Kakek Tutu.
Hai cucu-cucuku semuanya, kalian baik-baik sajakah?”, Tanya kakek
Tutu kepada anak-anak tupai itu. “Kami baik-baik saja kek, ini cuman kotor
saja, soalnya tadi kami bersepeda sambil ngobrol dan bercanda, jadi kami tidak
tahu kalo ada batu kecil di tengah jalan,” jelas salah satu anak tupai yang
tadi jatuh dari sepedanya.
“Kakek akan beritahu kalian bagaimana agar bisa terus
bersepeda dengan riang gembira sampai usia kalian tua, mau apa tidak?!” Tanya
kakek Tutu pada anak-anak kecil itu. “Maauu-mau keek,” jawab mereka bersamaan.
Baiklah kalo begitu kakek akan cerita pada kalian,.. Pertama kali sebelum
berangkat bersepeda kita harus berdoa dahulu Pada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Memelihara untuk bisa selamat, kemudian kita berpamitan dahulu pada orang
tua kita,..”Kakek mulai kecil sampai saat ini juga masih suka bersepeda dan
selalu berhati-hati dalam bersepeda. Jika kita tidak berhati-hati dan mengerti
bagaimana aturannya bersepeda atau berkendara di jalanan, baik itu di jalanan
besar atau di dalam kampung-kampung, mungkin kalian tidak akan pernah bisa
bersepeda sampai usia tua karena jatuh dan sakit. Bersepeda jika bersama-sama
tidak boleh berderet-deret hingga menutup lebar jalan, tapi harus berurutan satu
per satu memanjang sepanjang sisi kiri jalan”. “Sepeda juga harus lengkap,
mulai dari rem, bel dan lampu-lampunya juga kita harus mengenakan pelindung
kepala,… jika hari hujan, sore hari atau malam hari lampu sepeda harus
dihidupkan. “Kita tidak boleh ngebut dimanapun kita berada, dan kita tidak
boleh menyalip pengendara lain saat di belokan, di tanjakan, di jembatan dan
dijalanan yang ramai kendaraan,.. kita harus tetap di pinggir sebelah kiri dan
berjalan lurus tidak boleh belok-belok atau sig-sag. “Kita juga harus
menghormati pejalan kaki saat mereka menyeberang kita harus pelan sekali. Kita
juga harus memastikan jalanan benar-benar sepi saat kita akan menyeberang atau
lebih baik kita meminta tolong orang dewasa untuk menyeberangkan kita…dan
jangan lupa untuk selalu mentaati rambu-rambu lalulintas di jalanan”.. Naah,
cucu-cucuku sekalian, begitulah cerita kakek untuk kalian, agar kalian selalu
bisa bersepeda dengan riang gembira dan selamat.”
”Iya Kek, kami semua ingin bisa bersepeda sampai tua nanti,
kami berjanji untuk berhati-hati dalam bersepeda demi keselamatan kami sendiri
dan orang lain, dan selalu mengingat nasehat kakek. Kemudian mereka melanjutkan
bersepeda dengan bersemangat dan berhati-hati mengelilingi kampung mereka.
By. Irawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar