Jumat, 08 Juni 2012

Kumpulan Puisi Bag.V 
Kupu-kupu Trotoar

Berdiri berliuk-liuk melambaikan jentikan-jentikan mungil jemarinya
Sebenarnya jemari itu terlalu sering menuliskan cerita sedih dunianya
Seperti tetesan air di gelas yang penuh buah segar, mengundang dahaga
Sebenarnya air itu adalah tangisan, luapan kepedihan kisahnya


Trotoar adalah permadani yang setia menemaninya
Yang harus mereka pijak meskipun sebenarnya mereka benci
Trotoar adalah relung tempat tergenangnya keringat dukanya
Trotoar mungkin berharap ini semua terhenti, berakhir dan tiada cerita sedih lagi

Banyak yang kembali di trotoar itu, tidak lebih baik dari sebelumnya
Kembali dengan wajah yang berbalut duka, tapi mereka paksa untuk ceria
Hidupnya hanya untuk hari itu saja, selebihnya..hampa
Kemana dan bagaimana nantinya… mereka pasrah

Mereka rindu kehidupan sebelum itu
Mereka rindu dunianya yang dulu
Tapi kenyataan telah merubah semuanya terseret waktu
Hanya doa yang membuat mereka tegar melanjutkan hidup tanpa ragu.

Berharap semuanya cepat berlalu
Berharap semuanya hanya masa lalu
Berharap kebahagiaan sejati kembali mereka rengkuh
Semoga .. semoga doa dan harapan mereka teraih dengan utuh.

 By. Irawan
LUASNYA CIPTAANMU

Kau hamparkan bumi yang seakan datar tapi sebenarnya bulat dan berputar
Kau bentangkan langit tak berujung tanpa tiang penyangga
Kau isi bumi yang tertata dengan kesempurnaan yang benar
Kau taburkan bintang di langit yang cahayanya tak pernah sirna

Kau indahkan pagi dengan terselipnya sedikit paras matahari
Kau indahkan siang dengan awan yang menari-nari
Kau indahkan senja dengan ufuk kemerahan di tepian bumi
Kau indahkan malam dengan cahaya bulan dan kedipan bintang-bintang hingga pagi.

Tidak akan pernah bisa terjamah tingginya dinding  langit yang Kau bentangkan
Tidak akan pernah bertabrakan beratus juta bintang , karna Kau tlah titahkan
Tidak akan pernah terbatasi hitungan berapa banyak yang tlah Kau ciptakan
Tidak akan pernah habis tinta warnamu tuk menghias semesta yang tanpa tepian

Mungkinkah langit itu berupa embun, awan, berlian, emas, atau air atau entahlah
Mungkinkah bintang yang tak terhitung jumlahnya, tuk meyeimbangkan semua bintang agar tak berubah tempatnya
Mungkinkah dalamnya bumi adalah magma panas yang selalu berputar tanpa henti
Mungkinkah jatuhnya debu meteor tuk menetapkan berat bumi yang semakin berkurang setiap hari

Kau isikan permukaan bumi yang berbeda pemandangannya pada setiap hamparannya
Kau ciptakan air pemuas dahaga dari setitik kecil partikel yang menyerupai bunga-bunga berlian yang merekah
Kau ciptakan laut yang berisi makhluk yang berbeda di setiap kedalamannya
Kau ciptakan beragam warna yang tak ternilai indahnya yang menyelimuti kulit setiap mahkluk dunia

Hanya Engkau yang mengetahui yang manusia tidak ketahui
Hanya Engkau yang mengerti yang manusia tidak mengerti
Hanya Engkau yang menentukan yang manusia rencanakan
Hanya Engkau yang kuasa atas segala-galanya tanpa batasan

Maafkan kami yang penuh dosa ini
Ampuni kami yang sering larut dalam dunia ini
Terimakasih, hanya Engkau yang mengerti dan selalu menjaga kami
Terimakasih, karna kelak ada kehidupan yang jauh lebih indah dan abadi.

By. Irawan

Bumi Menahan Marah

Ada apa dengan mereka-mereka yang ada diatas kulitku
Berbuat semaunya, seakan mereka tidak berpikir akibatnya
Padahal mereka ditempeli seonggok otak tapi sepertinya beku
Berjalan menebar nafsu, berteriak palsu, dan lari dari dosa

Bila mereka telah pada batas umurnya
Sebenarnya risih aku menutupinya
Jengah aku mendengar ratapan mereka
Kenapa mereka tidak berpikir sebagaimana mestinya

Tapi ada golongan dari mereka yang sangat aku suka
Aku berharap mereka tetap lama diatas tanahku
Setiap membuka mata… mereka berguna bagi sesama
Bangga aku menopang mereka sepanjang waktu

Kadang aku diperintahkan untuk menggeliat
Kadang aku diperintahkan untuk meludah
Aku melakukannya agar mereka tetap ingat
Demi mereka sendiri agar kebaikan didapatnya

Mereka berlindung dengan pembenaran salahnya
Mereka berdiri manapaki bayangan dosanya
Mereka berkata keras  membilas bisikan lirih nuraninya
Mereka mendengarkan hal-hal yang menutupi arti dunia sebenarnya

DIA menyayangi mereka, tapi mereka tidak pernah mengerti
DIA menjanjikan kepastian, tapi mereka sulit memahami
DIA memperhatikan mereka, tapi mereka menutup hati
DIA teramat baik pada mereka, tapi mereka sering lupa diri

By. Irawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar