Kumpulan Puisi Bag.V
Kupu-kupu Trotoar
Berdiri berliuk-liuk melambaikan jentikan-jentikan mungil
jemarinya
Sebenarnya jemari itu terlalu sering menuliskan cerita sedih
dunianya
Seperti tetesan air di gelas yang penuh buah segar,
mengundang dahaga
Sebenarnya air itu adalah tangisan, luapan kepedihan
kisahnya
Trotoar adalah permadani yang setia menemaninya
Yang harus mereka pijak meskipun sebenarnya mereka benci
Trotoar adalah relung tempat tergenangnya keringat dukanya
Trotoar mungkin berharap ini semua terhenti, berakhir dan
tiada cerita sedih lagi
Banyak yang kembali di trotoar itu, tidak lebih baik dari
sebelumnya
Kembali dengan wajah yang berbalut duka, tapi mereka paksa
untuk ceria
Hidupnya hanya untuk hari itu saja, selebihnya..hampa
Kemana dan bagaimana nantinya… mereka pasrah
Mereka rindu kehidupan sebelum itu
Mereka rindu dunianya yang dulu
Tapi kenyataan telah merubah semuanya terseret waktu
Hanya doa yang membuat mereka tegar melanjutkan hidup tanpa
ragu.
Berharap semuanya cepat berlalu
Berharap semuanya hanya masa lalu
Berharap kebahagiaan sejati kembali mereka rengkuh
Semoga .. semoga doa dan harapan mereka teraih dengan utuh.
By. Irawan
LUASNYA CIPTAANMU
Kau hamparkan bumi yang seakan
datar tapi sebenarnya bulat dan berputar
Kau bentangkan langit tak
berujung tanpa tiang penyangga
Kau isi bumi yang tertata dengan kesempurnaan
yang benar
Kau taburkan bintang di langit yang
cahayanya tak pernah sirna
Kau indahkan pagi dengan
terselipnya sedikit paras matahari
Kau indahkan siang dengan awan
yang menari-nari
Kau indahkan senja dengan ufuk
kemerahan di tepian bumi
Kau indahkan malam dengan cahaya
bulan dan kedipan bintang-bintang hingga pagi.
Tidak akan pernah bisa terjamah tingginya
dinding langit yang Kau bentangkan
Tidak akan pernah bertabrakan
beratus juta bintang , karna Kau tlah titahkan
Tidak akan pernah terbatasi
hitungan berapa banyak yang tlah Kau ciptakan
Tidak akan pernah habis tinta
warnamu tuk menghias semesta yang tanpa tepian
Mungkinkah langit itu berupa
embun, awan, berlian, emas, atau air atau entahlah
Mungkinkah bintang yang tak
terhitung jumlahnya, tuk meyeimbangkan semua bintang agar tak berubah tempatnya
Mungkinkah dalamnya bumi adalah
magma panas yang selalu berputar tanpa henti
Mungkinkah jatuhnya debu meteor
tuk menetapkan berat bumi yang semakin berkurang setiap hari
Kau isikan permukaan bumi yang
berbeda pemandangannya pada setiap hamparannya
Kau ciptakan air pemuas dahaga
dari setitik kecil partikel yang menyerupai bunga-bunga berlian yang merekah
Kau ciptakan laut yang berisi
makhluk yang berbeda di setiap kedalamannya
Kau ciptakan beragam warna yang
tak ternilai indahnya yang menyelimuti kulit setiap mahkluk dunia
Hanya Engkau yang mengetahui yang
manusia tidak ketahui
Hanya Engkau yang mengerti yang
manusia tidak mengerti
Hanya Engkau yang menentukan yang
manusia rencanakan
Hanya Engkau yang kuasa atas
segala-galanya tanpa batasan
Maafkan kami yang penuh dosa ini
Ampuni kami yang sering larut
dalam dunia ini
Terimakasih, hanya Engkau yang
mengerti dan selalu menjaga kami
Terimakasih, karna kelak ada
kehidupan yang jauh lebih indah dan abadi.
By. Irawan
Bumi Menahan Marah
Ada apa dengan mereka-mereka yang ada diatas kulitku
Berbuat semaunya, seakan mereka tidak berpikir akibatnya
Padahal mereka ditempeli seonggok otak tapi sepertinya beku
Berjalan menebar nafsu, berteriak palsu, dan lari dari dosa
Bila mereka telah pada batas umurnya
Sebenarnya risih aku menutupinya
Jengah aku mendengar ratapan mereka
Kenapa mereka tidak berpikir sebagaimana mestinya
Tapi ada golongan dari mereka yang sangat aku suka
Aku berharap mereka tetap lama diatas tanahku
Setiap membuka mata… mereka berguna bagi sesama
Bangga aku menopang mereka sepanjang waktu
Kadang aku diperintahkan untuk menggeliat
Kadang aku diperintahkan untuk meludah
Aku melakukannya agar mereka tetap ingat
Demi mereka sendiri agar kebaikan didapatnya
Mereka berlindung dengan pembenaran salahnya
Mereka berdiri manapaki bayangan dosanya
Mereka berkata keras
membilas bisikan lirih nuraninya
Mereka mendengarkan hal-hal yang menutupi arti dunia
sebenarnya
DIA menyayangi mereka, tapi mereka tidak pernah mengerti
DIA menjanjikan kepastian, tapi mereka sulit memahami
DIA memperhatikan mereka, tapi mereka menutup hati
DIA teramat baik pada mereka, tapi mereka sering lupa diri
By. Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar