Kamis, 07 Juni 2012


PENANGKARAN BURUNG KENARI Bag. III


Di pembahasan ini kita akan membicarakan pentingnya menilai/mengerti karakter dari tiap-tiap burung yang kita tangkarkan, baik itu burung jantan ataupun betinanya. Ada beberapa karakter yaitu : 
Kenari  betina : ada yang berkarakter  cepat jodoh, rajin untuk bertelur, tenang dalam masa pengeraman,dan tlaten menyuapi anakannya, tetapi ada beberapa indukan betina yang mempunyai sifat kebalikan dari beberapa karakter diatas. Untuk indukan betina dengan karakter yang kurang baik sebaiknya kita pisahkan karna akan memperlambat proses ternak secara keseluruhan.

Kenari  jantan : ada yang berkarakter tinggi kualitas birahinya, rajin bunyi/ngoceh, tlaten mempersiapkan sarang terlebih dulu untuk betinanya, dan tlaten juga menyuapi anakannya. Demikian juga untuk kenari jantan yang karakternya kurang baik, sebaiknya kita pisahkan, kecuali bila kenari tersebut memiliki kelebihan seperti body besar, dan suara yang bagus, maka bisa kita tlateni ( lebih sabar ) untuk  tetap kita tangkarkan dengan 1 indukan saja ( tentunya dengan indukan betina yang berkarakter baik).

Indukan betina ataupun jantan yang pertama kali dewasa/mature atau memasuki masa produksi/mating  biasanya akan mengalami kegagalan dalam menetaskan telurnya, atau juga anakannya mengalami kematian, hal ini disebabkan karna memang alat reproduksinya masih kurang sempurna dan masih menyesuaikan diri, dan kurang berpengalaman. Dan kemungkinan akan mulai menghasilkan pada proses bertelur ke 2 atau ke 3.
Untuk kenari yang ditangkarkan pada sangkar-sangkar tunggal per pasang, usahakan sangkar tersebut tetap untuk kenari tertentu saja, misalkan kenari tersebut telah menetas dan membesarkan anaknya, kemudian indukan dan anakan dipindah ke sangkar umbaran yang cukup mendapat sinar, setelah indukan siap bertelur lagi, kira-kira 1 minggu sampai 12 hari usahakan indukan tersebut ditempatkan pada sangkar yang lama/ yang pernah ditempatinya.
Pengumbaran kenari-kenari betina yang sudah bertelur atau cukup umur untuk ditangkarkan sebaiknya ditempatkan di sangkar yang cukup besar secara bersamaan dan diberi beberapa tempat bertelur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kita untuk mengetahui betina-betina yang mana yang siap kawin lagi, dengan cara melihat betina tersebut mulai menempati dan menata sarang-sarang tersebut. Untuk Kenari betina yang beranjak masa produktif yaitu berumur kurang lebih 7-8 bulan dapat dipacu dengan menu yang menunjang untuk penggemukan hingga kenari tersebut terpacu untuk bertelur.
Sedikit kita akan mengulas tentang teknik penangkaran rolling, hal ini dilakukan bila indukan jantan lebih sedikit ketimbang betinanya, sebaiknya perbandingan teknik rolling tersebut adalah 1 jantan : 2 betina. Jika lebih, dikawatirkan jantan akan mengalami kemunduran fisik yang berpengaruh pada kualitas spermanya, dan juga bila indukan betinanya malas untuk menyuapi anakan, kita akan kerepotan untuk mengembalikan jantannya yang masih dijodohkan dengan betina yang lain.
Mengenai penyakit kulit yang sering terjadi pada kaki burung kenari, obat yang biasanya digunakan adalah minyak tawon, dengan cara mengoleskannya 1x sehari selama 3 hari dan penjemuran yang cukup di pagi hari. Ada juga kaki burung kenari yang terserang penyakit pada bagian bawah kaki atau telapaknya, yaitu seperti daging tumbuh yang berwarna putih, hal ini di sebabkan karena kotornya alas sangkar, kotornya tempat tangkringannya/ bertengger, juga kurang bersihnya sangkar dari kotoran yang menjamur. Hal-hal tersebut juga bisa menyebabkan kenari terserang penyakit pernafasan, peyebab lainnya penyakit pernafasan pada kenari adalah bau-bauan yang menyengat, seperti asap, dan bau bumbu masakan pedas dan juga karna air minum yang basi/ terlambat untuk mengganti.
Demikian ulasan tentang beternak kenari bagian III, sekalii lagi harus sabar, tlaten, optimis dan banyak do’a, semoga sukses dan menghasilkan rizki  yang banyak dariNYA Yang Maha KUASA, amin.
By. Irawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar