PENANGKARAN BURUNG KENARI Bag.
III
Di pembahasan ini kita akan
membicarakan pentingnya menilai/mengerti karakter dari tiap-tiap burung yang
kita tangkarkan, baik itu burung jantan ataupun betinanya. Ada beberapa
karakter yaitu :
Kenari betina : ada yang berkarakter cepat jodoh, rajin untuk bertelur, tenang
dalam masa pengeraman,dan tlaten menyuapi anakannya, tetapi ada beberapa
indukan betina yang mempunyai sifat kebalikan dari beberapa karakter diatas.
Untuk indukan betina dengan karakter yang kurang baik sebaiknya kita pisahkan
karna akan memperlambat proses ternak secara keseluruhan.
Kenari jantan : ada yang berkarakter tinggi kualitas
birahinya, rajin bunyi/ngoceh, tlaten mempersiapkan sarang terlebih dulu untuk
betinanya, dan tlaten juga menyuapi anakannya. Demikian juga untuk kenari
jantan yang karakternya kurang baik, sebaiknya kita pisahkan, kecuali bila kenari
tersebut memiliki kelebihan seperti body besar, dan suara yang bagus, maka bisa
kita tlateni ( lebih sabar ) untuk tetap
kita tangkarkan dengan 1 indukan saja ( tentunya dengan indukan betina yang
berkarakter baik).
Indukan betina ataupun jantan
yang pertama kali dewasa/mature atau memasuki masa produksi/mating biasanya akan mengalami kegagalan dalam
menetaskan telurnya, atau juga anakannya mengalami kematian, hal ini disebabkan
karna memang alat reproduksinya masih kurang sempurna dan masih menyesuaikan
diri, dan kurang berpengalaman. Dan kemungkinan akan mulai menghasilkan pada
proses bertelur ke 2 atau ke 3.
Untuk kenari yang ditangkarkan
pada sangkar-sangkar tunggal per pasang, usahakan sangkar tersebut tetap untuk
kenari tertentu saja, misalkan kenari tersebut telah menetas dan membesarkan
anaknya, kemudian indukan dan anakan dipindah ke sangkar umbaran yang cukup
mendapat sinar, setelah indukan siap bertelur lagi, kira-kira 1 minggu sampai
12 hari usahakan indukan tersebut ditempatkan pada sangkar yang lama/ yang
pernah ditempatinya.
Pengumbaran kenari-kenari betina
yang sudah bertelur atau cukup umur untuk ditangkarkan sebaiknya ditempatkan di
sangkar yang cukup besar secara bersamaan dan diberi beberapa tempat bertelur.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah kita untuk mengetahui betina-betina yang
mana yang siap kawin lagi, dengan cara melihat betina tersebut mulai menempati dan
menata sarang-sarang tersebut. Untuk Kenari betina yang beranjak masa produktif
yaitu berumur kurang lebih 7-8 bulan dapat dipacu dengan menu yang menunjang
untuk penggemukan hingga kenari tersebut terpacu untuk bertelur.
Sedikit kita akan mengulas
tentang teknik penangkaran rolling, hal ini dilakukan bila indukan jantan lebih
sedikit ketimbang betinanya, sebaiknya perbandingan teknik rolling tersebut
adalah 1 jantan : 2 betina. Jika lebih, dikawatirkan jantan akan mengalami
kemunduran fisik yang berpengaruh pada kualitas spermanya, dan juga bila
indukan betinanya malas untuk menyuapi anakan, kita akan kerepotan untuk
mengembalikan jantannya yang masih dijodohkan dengan betina yang lain.
Mengenai penyakit kulit yang
sering terjadi pada kaki burung kenari, obat yang biasanya digunakan adalah
minyak tawon, dengan cara mengoleskannya 1x sehari selama 3 hari dan penjemuran
yang cukup di pagi hari. Ada juga kaki burung kenari yang terserang penyakit
pada bagian bawah kaki atau telapaknya, yaitu seperti daging tumbuh yang berwarna
putih, hal ini di sebabkan karena kotornya alas sangkar, kotornya tempat
tangkringannya/ bertengger, juga kurang bersihnya sangkar dari kotoran yang
menjamur. Hal-hal tersebut juga bisa menyebabkan kenari terserang penyakit
pernafasan, peyebab lainnya penyakit pernafasan pada kenari adalah bau-bauan
yang menyengat, seperti asap, dan bau bumbu masakan pedas dan juga karna air
minum yang basi/ terlambat untuk mengganti.
Demikian ulasan tentang beternak
kenari bagian III, sekalii lagi harus sabar, tlaten, optimis dan banyak do’a,
semoga sukses dan menghasilkan rizki
yang banyak dariNYA Yang Maha KUASA, amin.
By. Irawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar