CERITA – DONGENG UNTUK ANAK. III
TINO Si KUCING YANG PENYABAR
Seperti biasanya , Tino si kucing kecil setiap pagi sebelum
pergi bermain dia selalu rajin membantu ibunya menyapu lantai, menyiapkan makan
pagi, menyirami bunga, dan setelah itu dia berpamitan pada ibunya untuk pergi
bermain. Ibunya berpesan agar Tino tidak nakal dan pulang tepat waktu.
“Hei, “Tino kenapa sih kamu mesti datangnya terlambat, kayak
jalannya siput aja?!” Tanya Doni si ular kecil. “Iya, maaf teman-teman, aku
mesti bantu-bantu orang tuaku dulu sekalian olah raga sih, kasihan mereka mulai
pagi hingga petang kerja dan mengurus kita-kita semua,” jawab Tino. “Ah, sok
kamu, enakan bermain,” bantah Yoga sih kalajengking kecil. “Kita bisa bermain
ini karna ijin dan kuasa Tuhan Yang Maha Esa, dan Tuhan menyukai anak-anak yang
berbakti pada orangtuanya,” jawab Tino dengan tersenyum.”Kalo banyak omong lagi
kamu Tin, bakalan tak gigit dan di sengat sama yoga,” bentak Dino dengan marah
. “Sudah-sudah ayo kita mulai bermain”, jawab Kiki si burung kecil.
“Hei Dino, kamu kan kucing, kamu kan bisa dengan mudah
mengalahkan mereka, dengan taring, kuku dan kelincahanmu?, “Tanya Lili si tupai
kecil. “ Ah tidak Lil, kuat bukan berarti harus menantang dan berani, kuat itu
berarti sabar, kuat hati dan pikirannya, seperti orang , semakin pandai semakin
rendah hati, kuat juga begitu, semakin kuat semakin sabar dan mengerti, “ itu
kata orang tuaku.”jawab Tino.
Mereka bermain dengan asyiknya, bermain membuat
lubang-lubang di tanah untuk tenda-tendaan. Tiba-tiba terdengar angin mulai
bergemuruh dan langit semakin gelap. “Hai, teman-teman, ayo kita lekas pulang,
hari sudah menjelang sore dan cuaca sepertinya akan datang badai,” kata Tino.
“Ah kamu memang selalu sok tahu, lagian mana ada badai siang-siang gini,
kalopun ada kita bisa berlindung di lubang-lubang tempat bermain kita ini,
pengecut kalian semua!” jawab Yoga. Tino berharap semua teman-temannya ikut
pulang tetapi si Dino dan Yoga berkeras
hati untuk tetap tinggal di lubang mereka. Akhirnya Tino hanya berhasil mengajak
pulang si Lili, Kiki dan Momo si kelinci kecil.
Ternyata memang benar, badai datang, angin bergemuruh
membawa serta debu dan kerikil berterbangan, hingga akhirnya debu dan kerikil
itu menimbun lubang-lubang yang ditempati si Dino dan Yoga dengan tebalnya.
Sesampai di rumah Tino menceritakan teman-temannya pada
orang tuanya, dan bergegas orang tua Tino menuju rumah orang tua Dino dan Yoga,
beramai-ramai mereka mendatangi tempat bermain anak-anak mereka. Dan benar
saja, lubang itu sudah rata tertutup tanah, kemudian mereka bergotong royong menggali
lubang-lubang tersebut. Dino dan Yoga ditemukan dalam keadaan lemas dan menangis
ketakutan. Akhirnya Doni dan Yoga berterimakasih serta meminta ma’af pada Tinodan
orang tuanya. Ah, sama-sama,Sudah sepantasnya kita saling bantu, siapa yang
membantu orang lain, pasti Tuhan akan memberikan berbagai kebaikan
berlipat-lipat pada mereka yang menolongnya. Dan mereka berdua berjanji akan
patuh dan sering membantu orang tua mereka.
By. Irawan.
SIPUT YANG DERMAWAN
Saat itu pagi hari cerah, semua semua anak-anak hewan keluar
rumah untuk bermain. Di sudut jalan ada seekor siput kecil yang bernama Kiko,
dia bejalan lambat sambil bernytanyi-nyanyi . Tak lama kemudian tiba-tiba Kiko
berhenti, telinganya mendengar suara tangisan anak siput yang lain, sesekali
tangisan kecil itu diam, kemudian terdengar lagi. Dihampirilah suara itu.
Ternyata di pinggir kolam kecil ada seekor anak siput yang sedang sedih.
“Hai, siapa namamu, dan kenapa kamu menangis?”, Tanya Kiko.
“Namaku Rino, aku kehilangan rumah siputku, tadi aku mandi dan rumah siputku
kulepas dan kutaruh di bawah pohon itu, setelah mandi rumah siputku
hilang.”jelas Rino sedih. “Kamu pulang saja dan ceritakan pada orang tuamu,
orang tuamu akan mengerti kok?!” hibur Kiko. “Aku sudah tidak punya orang tua,
mereka sudah meninggal saat aku kecil, sekarang aku tinggal bersama nenekku,
dan neneku tidak punya uang untuk membeli rumah siput bekas, apalagi yang baru!”
jelas Rino.
Di benak Kiko, dia tahu siapa yang telah mengambil rumah
siput Rino. Di perjalanan tadi Kiko bertemu dengan seorang anak siput lain yang
bernama Goga, dia sedang memanggul satu rumah siput, katanya dia menemukan
rumah siput itu di pinggir kolam, dan setelah berkeliling dan berteriak-teriak
mencari pemilik rumah siput itu, ternyata tidak ada yang memilikinya, maka
diambilnya rumah siput itu untuk di jual dan uangnya akan dia belikan mainan
untuk menambah koleksi mainannya.
Terharu Kiko mendengar cerita Rino, dan terbayang bila dia
tidak punya orang tua dan hidup serba kekurangan setiap hari seperti Rino.
Lantas dia berpamitan pulang pada Rino dan berpesan agar Rino tetap di sana.
Beberapa saat kemudian Kiko datang sambil menggendong sebuah rumah siput baru,
dan diberikannya pada Rino. “Terimakasih yaa Kiko, semoga kebaikanmu dibalas
dengan limpahan kebaikan juga Oleh TUHAN YANG MAHA ESA,” kata Rino pada Kiko.
“Sama-sama, jangan berterimakasih padaku, berterimakasihlah pada TUHAN, aku
tadi pulang dan membuka tabunganku, lalu aku belikan rumah siput untukmu. Tabunganku
juga datangnya dari TUHAN, sepertinya aku selalu bisa menabung lebih banyak
lagi bila aku suka menolong teman-teman yang lain, “jawab Kiko dengan
tersenyum.
Tak lama kemudian datanglah Goga dengan menangis, “ ma’afkan
aku ya teman-teman, tadi aku mengambil rumah siput milik dia setelah aku
belikan mainan, ternyata sesampai di rumah, rumahku telah hanyut di terjang
sungai yang banjir, aku dan orang tuaku sekarang numpang di rumah siput lain.
Ini mungkin karna perbuatanku yang tidak baik, sekali lagi ma’afkan aku yaa
teman-teman?!” pinta Goga dengan mengiba. Dan mereka memberikan ma’af pada
Goga. Sejak itu mereka menjadi sahabat yang karib, dan memiliki hobi yang sama,
yaitu suka menolong siput-siput yang lain.
By. Irawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar