Kamis, 02 Desember 2010

KEMACETAN DI JAKARTA, SOLUSINYA ?

Jakarta, pusat dari segala pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Hampir semua kebijakan berasal dari ibu kota ini. Sampai akhir tahun 2010 ini, Jakarta mulai mengalami dilema yaitu masalah kemacetan lalu lintas. Pihak pemerintahan dan aparatur negara terus bekerja keras dan banyak melakukan pembenahan. Disatu sisi memang memberikan hasil dan dampak positifnya, tetapi di sisi lain terkendala oleh semakin bertambahnya penduduk Jakarta, perkembangan kesibukan kegiatan perekonomian dan pemerintahannya, juga jumlah kendaraan bermotornya yang semakin bertambah. Ini juga bisa terjadi pada kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Dalam masyarakat kita beredar berbagai wacana ataupun persepsi untuk memberikan pandangan bagaimana membantu Jakarta yang begitu kompleksnya dengan segala hambatan di segi kemacetan lalu lintasnya. Ada beberapa masyarakat Indonesia yang berwacana bahwasannya :

  • di Jakarta perlu di bentuk jalan-jalan alternative yang tidak perlu lebar dan satu arah
  • ada juga pendapat yang mengatakan Jakarta perlu membangun tempat parkir di luar pusat keramaian . dan yang boleh berlalulintas di jalan-jalan besar (jalan protokol /jalan-jalan utama) pusat kota hanya kendaraan angkutan umum, sepeda ontel, kendaraan aparatur pemerintahan dan keamanan, juga kendaraan social.
  • Ada yang berpendapat untuk membagi waktu jam masuk kerja kantor antar area tertentu (tersegmentasi) dengan cara beberapa area dimulai dengan jam kantor lebih awal, sedang area –area selanjutnya diberlakukan jam masuk kantor yang berbeda, begitu pula dengan waktu kepulangannya.
  • Ada yang berpendapat untuk mengoperasikan atau memberdayagunakan sungai-sungai di Jakarta digunakan sebagai sarana alat transportasi (dengan alat angkutnya) atau juga di bangun angkutan layang di pinggiran mengikuti alur sungai.
  • Bahkan ada yang berpendapat mendirikan lagi bangunan kantor pemerintahan di pinggiran kota, dan untuk bangunan kantor yang telah berdiri di pusat kota dijadikan kantor-kantor pemerintahan kedua (pembantu) agar kesibukan pemerintahan bisa merata.
  • Atau mungkin gabungan atau kombinasi dari beberapa pendapat diatas.

Di tengah semakin kompleksnya dan padatnya penduduk Jakarta, kita memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap pemerintahan dan aparatur DKI Jakarta yang selalu bekerja keras demi memperbaiki Jakarta menjadi kota lebih baik, damai, sejuk, berkembang dan maju. Semoga Jakarta menjadi ibu kota negara yang semakin baik.

By. Irawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar