Selasa, 27 Oktober 2009

ETIKA BER- SMS BAGI PUTRA-PUTRI KITA


Media alat telekomunikasi melalui berbagai cara misalnya melalui internet dengan facebook, yahoo masanger, chating, friendster, dsb, memberikan perluasan dalam bagaimana menggunakan bentuk tulisan/bahasa yang dipergunakan. Terlebih lagi yang lebih umum kita ketahui dengan mobile phone yaitu ber-sms ria. Media ini lebih banyak digunakan karena memang tidak memerlukan pengetahuan yang lebih kompleks tentang bagaimana menggunakan suatu alat teknologi komunikasi seperti pada media lainnya , sebagai contoh internet.Mobile phone atau yang lebih dikenal dengan handphone merupakan alat atau media yang cukup praktis dan mudah untuk dimengerti atau dipergunakan, apalagi
ditunjang dengan cara pengoperasian yang menggunakan bahasa Indonesia.
Tetapi dengan sedemikian cepatnya arus transformasi teknologi dalam bidang informasi tersebut memberikan dampak-dampak umum pada penggunanya terlebih lagi pada anak anak kita yang belum cukup dewasa atau masih berusia di bawah 17 tahun. Dampak yang bisa terjadi adalah semakin mudahnya mereka mengakses informasi-informasi dan media yang sebenarnya belum layak untuk mereka dapatkan karena belum cukup dewasanya mereka menerima hal yang sedemikian itu. Yang akan kita bicarakan disini adalah bagaimana kebebasan menggunakan berbagai bahasa dalam ber-sms dan pengarunya bagi anak-anak kita yang belum dewasa. Kebebasan yang hampir tiada batas untuk ber-sms ria pada siapa saja dan dengan bentuk bahasa apa saja menimbulkan hal yang memprihatinkan. Sebagai contoh adalah bila seorang anak yang belum dewasa mencoba berhubungan atau mencari hubungan dengan orang yang lebih dewasa dan dengan gaya bahasa /tulisan yang mengarah pada hal yang lebih dewasa pula, akan mengakibatkan rasa ingin tahu mereka menjadi berlebihan. Mereka bisa melakukannya dengan beralibi sebagai orang dewasa juga yang dimulai dengan cara sengaja salah sambung atau memang ada yang sengaja atau tanpa sengaja mengubungi mereka dan berniat untuk mengenal mereka lebih jauh. Disini akan terjadi bias bahasa atau tulisan yang mengandung unsur privasi kearah hal yang bernuansa dewasa. Atau bisa juga mereka sengaja melakukan komunikasi dengan teman-teman mereka tentang segala hal yng berbau kedewasaan tanpa ada bimbingan dari pihak-pihak tertentu. Konsekuensi penyalahgunaan nilai-nilai normatif penggunaan alat telekomunikasi memang tidak bisa kita hindarkan, dan untuk meminimalisasi dampak negatif dari perkembangan dan pengaruh arus informasi tersebut salah satunya dengan tindakan preventive yang harus aktif kita lakukan pada putra-putri kita. Diantaranya kita bisa melakukannya dengan :
1. Sering-seringlah melakukan komunikasi dengan cara yang bijak, sabar, humoris, ataupun dengan sedikit tegas serta berikanlah contoh-contoh yang baik dan mendidik tentang segala hal yang berhubungan dengan arus informasi melalui alat telekomunikasi yang kita gunakan.
2. Hendaklah kita seringkali memberikan wawasan bagaimana dan apa manfaat dari suatu alat telekomunikasi dan bagaimana resiko bila kita salah menggunakannya, jelaskan bahwa resiko-resiko tersebut bisa berpengaruh pada proses pencapaian cita-cita putra-putri kita.
3. Jika memang kita harus memegangkan suatu alat telekomunikasi pada putra-putri kita hendaklah yang sesuai dengan kebutuhan penggunaannya saja, ini berarti kita tidak perlu membelikan putra-putri kita suatu alat telekomunikasi yang terlaluh cangih dengan fitur-fitur akses yang sangat luas. Jadi intinya kita membelikan suatu alat telekomunikasi pada mereka secara betahap sesuai dengan umur mereka.
4. Sesekali kita harus mengecek atau melihat isi dari alat telekomunikasi putra-putri kita agar kita bisa memberikan peringatan secara dini bila memang terdapat hal-hal yang tidak kita inginkan.
5. Dan yang terpenting kita juga harus bisa memberikan contoh yang baik pada putra-putri kita dengan cara kita juga harus ber-konsekuensi pada isi alat telekomunikasi kita sendiri dengan mengisinya atau menggunakannya pada hal-hal yang beretika dan bernilai normatif. Karena tidak bisa dipungkiri kadangkala tanpa sepengatahuan kita, putra-putri kita juga sangat berkeinginan untuk mengutak-atik/melihat isi dari alat telekomunikasi kita dan biasanya mereka lebih cepat belajar dan mengerti bagaimana menggunakan fungsi dari suatu alat yang canggih, hal ini karena memang karekater dari umur mereka yang sangat berkeinginan untuk mengetahui hal-hal baru.
6. Mendidik yang benar dan menyayangi putra-putri kita tidak harus dengan memanjakannnya, tetapi hendaklah lebih mengutamakan memberikan kedisiplinan dan pengertian tentunya dengan kesabaran bahasa dan sikap tentang suatu proses perjalanan hidup yang benar dan baik, agar mereka mulai bisa terbiasa membentuk pola pikir yang berwawasan luas dan bisa membedakan mana yang benar dan salah. Dan yang sedemikian tersebut, hendaklah dimulai pada usia dini, karena akan lebih mudah untuk mengarahkannya dan akan lebih bisa diajak berkomunikasi dengan berbagai cara ketimbang kita melakukan pendekatan-pendekatan pada mereka setelah mereka tumbuh dewasa, karena akan lebih sulit kita untuk mengawasi mereka dan lebih sulit kita untuk memberikan pendekatan-pendekatan seperti yang kita inginkan.
Semoga wacana diatas bisa bermanfaat bagi kita semua.
By. Irawan. http://kreatifkerja.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar